.

Minggu, 29 Juni 2014

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1.     PENDAHULUAN
Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar dapat mempertahankan status kesehatan pada tingkat yang optimal. Selain itu, proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam tubuh.
Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi orang yang sedang sakit agar lebih cepat memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan istirahat dan tidur tersebut cukup, maka jumlah energi yang diharapkan untuk memulihkan status kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi. Selain itu, orang yang mengalami kelelahan juga membutuhkan istirahat dan tidur lebih dari biasanya.

2.     URAIAN MATERI
2.1Istirahat
     Istirahat merupakan keadaan rilaks tanpa adanya tekanan emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan. Kata istirahat berarti berhenti sebentar untuk melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri, atau semua keadaan melepaskan diri dari segala hal yang membosankan, menyulitkan, bahkan menjengkelkan.
2.1.1    Karakteristik Istirahat
Karakteristik yang berhubungan dengan istirahat, menurut Narrow (1967) yang dikutip oleh Perry dan Potter 1993, diantaranya:
a)     Merasakan bahwa segala sesuatu dapat diatasi
b)    Merasa diterima
c)     Mengetahui apa yang sedang terjadi
d)    Bebas dari gangguan ketidaknyamanan
e)    Mempunyai sejumlah kepuasan terhadap aktivitas yang mempunyai tujuan
f)     Mengetahui adanya bantuan sewaktu memerlukan

2.2   Tidur
      Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang sesuai (Guyton, 1986), atau juga dapat dikatakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh ketegangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang, dengan ciri adanya aktivitas yang minim, memiliki kesadaran yang bervariasi, terdapat perubahan proses fisiologis, dan terjadi penurunan respons terhadap rangsangan dari luar.
      Tanda tanda kehidupan seperti kesadaran, puls, dan frekuensi pernapasan mengalami perubahan. Dalam tidur normal biasanya fungsi saraf motorik juga saraf sensorik untuk kegiatan yang memerlukan koordinasi dengan sistem saraf pusat akan diblokade, sehingga pada saat tidur cenderung tidak bergerak dan daya tanggap pun berkurang.
Fase peralihan dari sadar ke tidur disebut sebagai pradormitium dan fase peralihan dari tidur kembali ke sadar disebut sebagai postdormitium.
2.2.1        Fisiologi Tidur
      Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh sistem pengaktivasi retikularis yang merupakan sistem yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur. Pusat pengaturan aktivitas kewaspadaan dan tidur terletak dalam mesensefalon dan bagian atas pons. Selain itu, reticular activating system (RAS) dapat memberikan rangsangan visual, pendengaran, nyeri, dan perabaan juga dapat menerima stimulus dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin. Demikian juga pada saat tidur, kemungkinan disebabkan adanya pelepasan serum serotinin dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu bulbar synchronizing regional (BSR), sedangkan bangun tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima dipusat otak dan sistem limbik. Dengan demikian, sistem pada batang otak yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR.
2.2.2        Jenis-jenis Tidur
Jenis-jenis tidur, diantaranya:
1)      Tidur gelombang lambat (slow wave sleep) atau tidur non rapid eye movement (NREM), yaitu tidur yang disebabkan oleh menurunnya kegiatan dalam sistem pengaktivasi reticularis. Tidur jenis ini juga dikenal dengan tidur yang dalam, istirahat penuh, atau tiduk nyenyak. Hal ini terjadi karena gelombang otak bergerak sangat lambat, sehingga menyebabkan tidur tanpa bermimpi.
Tahapan tidur jenis gelombang lambat:
a.       Tahap I
Merupakan tahap transisi antara bangun dan tidur dengan ciri sebagai berikut: rileks, masih sadar dengan lingkungan, merasa mengantuk, bola mata bergerak dari samping ke samping. Frekuensi nadi dan napas sedikit menurun, dapat bangun segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit.

b.      Tahap II
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun dengan ciri sebagai berikut: mata pada umumnya menetap, denyut jantung dan frekuensi napas menurun, temperatur tubuh menurun, metabolisme menurun, berlangsung pendek dan berakhir 10-15 menit.
c.       Tahap III
Merupakan tahap tidur dengan ciri: denyut nadi dan frekuensi napas dan proses tubuh lainnya lambat, disebabkan oleh adanya dominasi sistem saraf parasimpatis dan sulit untuk bangun.
d.      Tahap IV
Merupakan tahap tidur dalam dengan ciri: kecepatan jantung dan pernapasan turun, jarang bergerak dan sulit dibangunkan, gerak bola mata cepat, sekresi lambung menurun, dan tonus otot menurun.
2)      Tidur paradoks atau tidur rapid eye movement (REM), yaitu tidur yang disebabkan oleh penyaluran abnormal dari isyarat-isyarat dalam otak meskipun kegiatan otak mungkin tidak tertekan secara berarti. Tidur jenis ini dapat berlangsung pada tidur malam yang terjadi selama 5-20 menit, rata-rata timbul 90 menit. Periode pertama terjadi selama 80-100 menit, akan tetapi apabila kondisi orang sangat lelah, maka awal tidur sangat cepat bahkan jenis tidur ini tidak ada.
Ciri-ciri tidur paradoks:
a)    Biasanya disertai dengan mimpi aktif
b)   Lebih sulit dibangunkan daripada selama tidur nyenyak gelombang lambat
c)    Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan, menunjukkan inhibisi kuat proyeksi spinal atas sistem pengaktivasi retikularis
d)   Frekuensi jantung dan pernapasan menjadi tidak teratur
e)    Pada otot perifer terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur
f)    Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan irregular, tekanan darah meningkat atau berfluktuasi, sekresi gaster meningkat, dan metabolisme meningkat
g)   Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan dalam belajar, memori, dan adaptasi
2.2.3        Fungsi dan Tujuan Tidur
Fungsi tidur yaitu digunakan untuk menjaga keseimbangan mental, emosional, kesehatan mengurangi setres pada paru, kadiovaskular, endokrin dan lain sebagainya. Secara umum terdapat dua efek fisiologis dari tidur, yaitu:
1.    Efek pada sistem saraf yang diperkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan diantara berbagai susunan saraf.
2.    Efek pada struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi dalam organ tubuh karena selama tidur terjadi penurunan.
2.2.4        Kebutuhan Tidur
Kebutuhan tidur pada manusia bergantung pada tingkat perkembangan yaitu:
 


Usia                                  Tingkat Perkembangan               Jumlah Kebutuhan
 


0-1 bulan                          Masa neonates                                14-18 jam/hari
1 bulan-18 bulan              Masa bayi                                       12-14 jam/hari
18 bulan-3 tahun              Masa anak                                      11-12 jam/hari
3 tahun-6 tahun                Masa prasekolah                             11 jam/hari
6 tahun-12 tahun              Masa sekolah                                  10 jam/hari
12 tahun-18 tahun            Masa remaja                                   8,5 jam/hari
18 tahun-40 tahun            Masa dewasa muda                        7-8 jam/hari
40 tahun-60 tahun            Masa paruh baya                            7 jam/hari
60 tahun ke atas               Masa dewasa tua                            6 jam/hari
 


2.2.5        Faktor-faktor yang Mempengaruhi tidur
a.    Penyakit
Banyak penyakit yang dapat memperbesar kebutuhan tidur, seperti penyakit yang disebabkan oleh infeksi, terutama infeksi limpa. Infeksi limpa berkaitan dengan keletihan, sehingga penderita membutuhkan lebih banyak waktu tidur untuk mengatasinya
b.    Latihan dan Kelelahan
Keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan
c.    Stres Psikologis
Kondisi psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan jiwa, hal tersebut telihat ketika seseorang memiliki masalah psikologis mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk tidur.
d.   Obat
Beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi proses tidur adalah jenis golongan obat diuretik menyebabkan seseorang insomnia, anti depresan dapat menekan REM, kafein dapat meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan untuk tidur.


e.    Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur, contohnya yiatu protein yang tinggi dapat mempercepat terjadinya proses tidur, Karena adanya trypthopan yang merupakan asam amino dari protein yang dicerna. Sebaliknya, kekurangan nutrisi juga dapat menghambat proses tidur bahkan sulit untuk tidur.
f.       Lingkungan
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat mempercepat terjadinya proses tidur. Sebaliknya, lingkungan yang tidak aman dan nyaman bagi seseorang menyebabkan hilangnya ketenangan sehingga memengaruhi proses tidur
g.        Motivasi Stres Psikologis
Kondisi psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan jiwa, hal tersebut telihat ketika seseorang memiliki masalah psikologis mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk tidur.
2.2.6        Gangguan/ Masalah Kebutuhan Tidur
1)      Insomnia
Insomnia merupakan suatu keadaan ketidakmampuan mendapatkan tidur yang adekuat, baik kulaitas maupun kuantitas, dengan keadaan tidur yang hanya sebentar atau susah tidur. Insomnia terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a.    Inisial insomnia merupakan ketidakmampuan untuk jatuh tidur atau mengawali tidur.
b.    Intermiten insomnia merupakan ketidakmampuan  tetap tidur karena selalu terbangun pada malam hari.
c.    Terminal insomnia merupakan ketidak mampuan untuk tidur kembali setelah bangun tidur pada malam hari, gangguan ini kemungkinan besar disebabkan oleh adanya rasa khawatir, tekanan jiwa ataupun stress.
2)      Hipersomnia
Hipersomnia merupakan gangguan tidur dengan kriteria tidur berlebihan, pada umumnya lebih dari Sembilan jam pada malam hari, disebabkan oleh adanya masalah psikologis, depresi, kecemasan, ganguan susunan saraf pusat, ginjal, hati, dan gangguan metabolisme.
3)      Parasomnia
Parasomnia merupakan kumpulan beberapa penyakit yang dapat mengganggu pola tidur, seperti somnambulisme atau berjalan jalan dalam tidur.
4)      Enuresis
Enuresis merupakan buang air kecil yang tidak disengaja pada waktu tidur atau biasa disebut dengan istilah Mengompol. Enuresa dibagi menjadi dua jenis yaitu:
a.    Enuresa nokturnal merupakan mengompol pada waktu tidur
b.    Enuresa diurnal merupakan mengompol pada saat bangun tidur. 
5)      Apnea tidur dan mendengkur
Mendengkur disebabkan oleh adanya rintangan dalam pengaliran udara di mulut dan hidung pada waktu tidur, disebabkan oleh adanya adenoid, amandel, atau mengendurnya otot debelakang mulut, terjadinya apnea dapat mengacaukan jalannya pernapasan sehingga dapat mengakibatkan nafas berhenti.
6)      Narkolepsi
Narcolepsi merupakan keadaan tidak dapat mengendalikan diri untuk tidur, misalnya tertidur dalam keadaan berdiri, mengemudikan kendaraan, atau disaat sedang membicarakan sesuatu.
7)      Mengigau
mengigau merupakan suatu gangguan tidur bila terjadi suatu terlalu sering dan diluar kebiasaan, menyebabkan kualitas dan kebutuhan tidur berkurang , sehingga dapat mengganggu fungsi organ dalaam tubuh (perbaikan sel) dan dapat mudah menyebabkan masalah psikologis.
8)      Gangguan pola tidur secara umum
Gangguan pola tidur secara umum merupakan suatu keadaan dimana individu mengalami atau mempunyai risiko perubahan dalam jumlah dan kualitas pola istirahat, yang menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu gaya hidup yang diinginkan (carpenito, LJ, 1995).

3.      KESIMPULAN
            Pada hakikatnya istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar semua orang. Setiap orang tentu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda-beda. Jika kita menjaga kebutuhan istirahat dan tidur kita sesuai dengan kebutuhan, yaitu dengan pola istirahat dan tidur yang baik, benar, dan teratur akan memberikan keseimbangan dan respon yang baik terhadap kesehatan tubuh dan cara kerja otak, dengan kondisi jiwa dan fisik yang sehat maka dapat melakukan berbagai kegiatan dengan baik. Hal tersebut dapat membuat organ tubuh kita teratur dengan baik dan bisa menciptakan aktivitas yang baik juga,  efek fisiologis terhadap sistem syaraf yang di perkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan diantara susunan saraf, serta berefek terhadap struktur tubuh dengan memulihkankesegaran dan fungsi organ tubuh.

4.      DAFTAR PUSTAKA
Alimul H, Aziz A. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika

Uliyah, Musrifatul. Alimul H AA. 2009. Keterampilan Dasar Praktik Klinik
Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

iki/Tidurhttps://www.wyethindonesia.com/know-how/kehamilan-awal/menjaga-diri-anda/istirahat-dan-tidur/information


Tidak ada komentar:

Posting Komentar