.

Minggu, 29 Juni 2014

KESEHATAN REPRODUKSI

1.     PENDAHULUAN
Kesehatan reproduksi suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan kesehatan yang sempurna baik secara fisik, mental, sosial dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Sedangkan kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.
Definisi kesehatan reproduksi menurut hasil ICPD 1994 di Kairo adalah keadaan sempurna fisik, mental dan kesejahteraan sosial dan tidak semata-mata ketiadaan penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan fungsi dan proses. 
Pengertian kesehatan reproduksi ini mencakup tentang hal-hal sebagai  berikut:
1.         Hak seseorang untuk dapat memperoleh kehidupan seksual yang aman dan memuaskan serta mempunyai kapasitas untuk bereproduksi;
2.         Kebebasan untuk memutuskan bilamana atau seberapa banyak melakukannya;
3.         Hak dari laki-laki dan perempuan untuk memperoleh informasi serta memperoleh aksebilitas yang aman, efektif, terjangkau baik secara ekonomi maupun kultural; 
4.         Hak untuk mendapatkan tingkat pelayanan kesehatan yang memadai sehingga perempuan mempunyai kesempatan untuk menjalani proses kehamilan secara aman.

2.     PEMBAHASAN
2.1   REMAJA
2.1.1        Pengertian Remaja
Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa atau masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Menurut Depkes RI masa remaja yaitu masa antara 10-19 tahun dan belum menikah.

2.1.2        Pembagian Masa Remaja
Masa remaja dibedakan menjadi  tiga masa yaitu
1.    Masa remaja awal mencakup usia 10-12 tahun
a.         Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya
b.        Tampak dan merasa ingin bebas
c.         Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berfikir yang khayal (abstrak)
2.    Masa remaja tengah mencakup usia 13-15 tahun
a.         Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri
b.        Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis
c.         Timbul perasaan cinta yang mendalam
d.        Kemampuan berpikir abstrak (berkhayal) makin berkembang
e.         Berhkayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual
3.     Masa remaja akhir mencakup usia 16-19 tahun.
a.         Menampakkan pengungkapan kebebasan diri
b.        Dalam mencari teman sebaya lebih selektif
c.         Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya
d.        Dapat mewujudkan perasaan cinta
e.         Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak

2.1.3        Ciri Remaja
1)      Adanya perubahan emosi yang meliputi
a.         Sensitive ( mudah menangis,cemas, frustasi, dan tertawa),
b.        Agresif dan mudah bereaksi terhadap ragsangan luar yang berpengaruh, sehingga misalnya mudah berkelahi.
2)      Perkembangan psikososial, misalnya pencarian identitas diri sering menimbulkan konflik dengan orang-orang sekitar.
3)      Timbul perhatian pada lawan jenis.
4)      Proses awal kematangan organ reproduksi.
5)      Perubahan fisik  misalkan kadang menimbulkan kekacauan batin.
6)      Perkembangan intelektualitas.

2.1.4        Pentingnya Ciri-Ciri Perubahan Masa Remaja bagi Kesehatan Reproduksi
Ciri-ciri perubahan ini penting sekali karena dengan benar-benar memahami maka penanganan masalah dapat dilakukan dengan lebih baik. Ciri-ciri perubahan ini, terutama perilaku ingin mencoba hal-hal baru yang didorong oleh rangsangan seksual. Jika tidak dibimbing dengan tepat hal tersebut dapat membawa remaja terjerumus dalam hubungan seks pranikah dengan segala akibatnya. Kematangan organ seks memungkinkan kehamilan remaja putrid di luar nikah, upaya abortus, dan penularan penyakit kelamin, termasuk HIV/AIDS. Perilaku ingin mencoba-coba juga dapat mengakibatkan remaja mengalami ketergantungan NAPZA. Dari segi kesehatan reproduksi, perilaku ingin mencoba dalam bidang seks merupakan hal yang sangat rawan, karena dapat membawa akibat sangat buruk dan merugikan masa depan remaja, khususnya remaja perempuan.

2.1.5        Pentingnya Masa Remaja bagi Kesehatan Reproduksi
Tiga hal yang menjadikan masa remaja penting sekali bagi kesehatan reproduksi:
1)   Masa remaja (usia 10-19 tahun) merupakan masa yang khusus dan penting, karena merupakan periode pematangan organ reproduksi manusia, dan sering di sebut masa pubertas merupakan periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa. Masa remaja merupakan masa transisi yang unik dan ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis.
2)   Pada masa remaja terjadi perubahan fisik (organobiologik) secara cepat, yang  tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan (mental-emosional). Perubahan yang cukup besar ini dapat membingungkan remaja yang mengalaminya, karena itu perlu pengertian, bimbingan dan dukungan lingkungan di sekitarnya, agar mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa yang sehat baik jasmani, mental maupun psikososial.
3)   Dalam lingkungan sosial tertentu, sering terjadi perbedaan perlakuan terhadap remaja laki-laki dan perempuan. Bagi laki-laki masa remaja merupakan saat diperolehnya kebebasan, sementara untuk remaja perempuan merupakan saat dimulainya segala bentuk pembatasan (pada masa lalu gadis mulai dipingit ketika mereka mulai mengalami haid). Walaupun dewasa ini praktek seperti itu telah jarang ditemukan, namun perbedaan perlakuan terhadap remaja laki-laki da perempuan ini dapat menempatkan remaja perempuan dalam posisi yang dirugikan. Kesetaraan perlakuan terhadap remaja laki-laki dan perempuan diperlukan dalam mengatasi masalah kesehata reproduksi remaja, agar masalahnya dapat tertangani secara tuntas.

2.1.6        Tujuan Program Kesehatan Reproduksi Remaja
Tujuan dari program ksehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja agar memahami dan menyadari ilmu tersebut, sehingga memiliki sikap dan perilaku sehat dan tentu saja bertanggung jawab kaitannya dengan masalah kehidupan reproduksi.
Pembinaan kesehatan reproduksi remaja dilakukan untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan perilaku hidup sehat bagi remaja, disamping mengatasi masalah yang ada. Dengan pengetahuan yang memadai dan adanya motivasi untuk menjalani rasa remaja secara sehat, para remaja diharapkan mampu memelihara kesehatan dirinya agar dapat memasuki kehidupan berkeluarga dengan reproduksi yang sehat.

2.2   ALAT SISTEM REPRODUKSI PRIA DAN WANITA
2.2.1        Organ Reproduksi Pria
Alat reproduksi bagian luar Pria:
1)        Penis
Penis yaitu saluran keluar urin dan air mani yang terdiri dari 2 korpus cavernosum dan 1 korpus spongiosum.
2)      Scrotum (kantung pelir)
Yaitu kantung yang didalamnya berisi testis, tersusun atas kulit, fasia (selaput), otot polos (dartos). Scrotum berjumlah sepasang, yaitu scrotum kanan dan kiri. Dan diantara scrotum kanan dan kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (dartos), otot dartos berfungsi untuk menggerakkan scrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur.

Alat reproduksi bagian dalam Pria:
1.    Testis (tubulus seminiferus)
Testis tertutup oleh lamina visceralis tunicae vaginalis kecuali pada perlekatan epididimis dan funiculus spermatikus, kedua testis terletak pada scrotum.
2.    Epididimis
Epididimis yaitu saluran panjang berkelok dari testis, terletak di atas testis, dan saluranya sepanjang 6 meter, fungsi epididimis yaitu tempat penyimpanan sperma sampai matang dan bergerak menuju vasdeferens, terdapat tiga bagian yaitu caput epididimis, cauda epididimis, dan corpus epididimis.
3.    Vas deferens/ duktus deferens
Merupakan lanjutan ductus epididimis dan berawal pada cauda epididimis serta berakhir pada persatuannya dengan ductus excretorius vesucula seminalis untuk membentuk ejakulatorius.
4.    Vesikula seminalis
Yaitu terletak antara fundus vesikca urinaria dan rektum , membentuk cairan yang disebut semen, dan bersifat alkalis saat sperma masuk duktus ejaculatorius dan urethra, menghasilkan fruktosa, prostaglandin, dan fibrinogen, bermuara pada duktus pada duktus deferens dan bergabung dengan duktus deferens membentuk duktus ejakulatorius.
5.    Duktus ejakulatorius
Yaitu berupa pipa halus yang dibentuk melalui penggabungan duktus ekskrestorius vesikula seminalis dan duktus deferens. Berfungsi untuk sperma agar masuk kedalam urethra.
6.    Uretra
Uretra merupakan saluran panjang terusan dari saluran ejakulasi.
7.    Prostat
Yaitu sebuah organ fibrimuscular sebesar kemiri yang berfungsi sebagai kelenjar aksesoris dan mengelilingi pars prostatika uretra. Uretrra memiliki empat lobus yaitu posterior, anterior, lateral, dan medial, menghasilakan cairan alkali dan asam sitrat yang berguna untuk melindungi spermatozoa terhadap tekanan urethra. Otot prostat berfungsi untuk membantu dalam ejakulasi.
8.    Glandula Bulbourrethralis
Yaitu sebesar kacang polong terletak dorsolateral terhadap pars membranacea urethra, tepat dibawah prostat, bermuara kedalam bagian proksimak pars spongiosa urethra dalam bulbus penis.

2.2.2        Organ Reproduksi Wanita
a.       Alat reproduksi wanita bagian luar
Yaitu berfungsi untuk kopulasi dan terletak di perineum. Diantaranya yaitu:
1.      Mons veneris/ mons pubis
Yaitu disebut juga gunung venus yang merupakan bagian yang menonjol dibagian depan simfisis, terdiri dari jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat, setelah dewasa akan tertutup oleh rambut yang berbentuk segitiga. Mengandung banyak kelenjar sebasea (minyak) yang berfungsi sebagai bantalan pada waktu melakukan hubangan seks.
2.      Labiya mayora
Yaitu lanjutan dari mons veneris, lonjong, panjang 7-8 cm, lebar 2-3 cm, dan agak meruncing pada ujung bawah. Kedua bibir ini dibagian bawah bertemu membentuk perineum, bagian luar tertutup oleh rambut yang merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris. Dan bagian dalam tanpa rambut merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea (lemak).
3.      Labia Minora
Merupakan lipatan kulit yang panjang, sempit, terletak dibagian dalam labia mayora tanpa rambut yang memanjang kea rah bawah klitoris dan menyatu dengan fourchette.
4.      Klitoris
Klitoris bersifat erektil dan letaknya dekat ujung superior vulva. Mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitive. Analog dengan penis laki-laki, fungsi utama klitoris yaitu menstimulasi dan meningkatkan ketegangan seksual.
5.      Vestibulum
Merupakan alat reproduksi bagian luar yang berbentuk seperti perahu atau lonjong, terletak diantara labia minora, klitoris dan fourchette. Terdiri dari muara uretra, kelenjar parauretra, vagina dan kelenjar paravagina.
6.      Perineum
Merupakan daerah muscular yang ditutupi kulit antara introitus vagina dan anus. Membentuk dasar badan perineum
7.      Kelenjar bartholin
Kelenjar bartholin bersifat rapuh dan mudah robek, pada saat berhubungan seks pengeluaran lendir meningkat.
8.      Himen (selaput dara)
Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina bersifat rapuh dan mudah robek. Himen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lendir yang dikeluarkan uterus dan darah saat menstruasi.
9.      Fourchette
Merupakan lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan labia minora, digaris tengah dibawah orifisium vagina.

b.      Alat reproduksi wanita bagian dalam
1)      Vagina
Merupakan suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu meregang secara luas karena tonjolan serviks kebagian atas vagina, vagina terletak didepan rectum dan dibelakang kandung kemih. Selain itu vagina juga merupakan saluran muskulomembraneus yang menghubungkan rahim denga vulva.
2)      Uterus
Merupakan jaringan otot yang kuat, berdinding tebal, muscular, pipih, cekung, dan tanpak seperti bola lampu yang terletak di pelvis minor diantara kandung kemih dan rektum. Terdapat tiga bagian yaitu fundus uteri (terletak diatas kedua pangkal tubafalopi), corpus uteri (yang mengelilingi kavum uteri yang berbentuk segitiga), serviks uteri (berbentuk silinder).
3)      Tuba Fallopi
Saluran ovum yang terentang antara kornu uterine hingga suatu tempat dekat ovarium dan merupakan jalan ovum mencapai rongga uteris. Terletak ditepi atas ligamentum latum berjalan kearah lateral mulai dari oesteum tubae internum pada dinding rahim. Panjang tuba fallopi 12 cm diameter 3-8 cm. dinding tuba terdiri dari tiga lapisan yaitu seriosa, muscular dan mukisa dengan epitel bersilia.
4)      Ovarium
Berfungsi dalam pembentukan dan pematangan volikel menjadi ovum, ovulasi, sintesis dan sekresi hormone-hormon steroid. Letaknya yaitu ovarium kearah uterus bergantung pada ligamentum infundibulo pelvikum dan melekat pada ligamentum latum melalui mesovarium. Dua bagian dari ovarium yaitu korteks ovarii (mengandung follikel primordial, berbagai fase pertumbuhan follikel menuju follikel de graff, terdapat corpus luteum dan albicans). medulla ovarii (terdapat pembuluh dan limfe, terdapat serat saraf ).
5)      Parametrium
Yaitu jaringan ikat yang terdapat diantara kedua ligamentum latum. Batasan nya yaitu bagian atas terdapat tubafalopi dengan mesosalping, bagian depan mengadung ligamentum teres uteri, bagian kaudal berhubungan dengan mesometrium, bagian belakang terdapat ligamentum ovari.

2.3   CARA MENJAGA ORGAN REPRODUKSI REMAJA
a.       Cara menjaga organ reproduksi wanita
1)        Mandi minimal 2 kali sehari untuk menjaga kesehatan, dan apabila badan sudah merasa kotor atau lengket karena keringat segeralah untuk membersihkannya.
2)        Membersihkan atau membasuh organ reproduksi sehabis buang air kecil untuk mencegah dari mikroorganisme yang dapat masuk dalam organ reproduksi.
3)        Disaat menstruasi perbanyak minum air putih. Makan-makanan yang mengandung zat besi karena di saat menstruasi banyak zat besi yang dikeluarkan melalui darah menstruasi.
4)        Ganti celana dalam minimal 2 kali sehari.
5)        Berolahraga untuk menjaga kebugaran tubuh sehingga dengan berolahraga dapat menjaga kesehatan tubuh dan juga organ reproduksi.

b.      Cara menjaga organ reproduksi laki-laki
1.        Mandi minimal 2 kali sehari.
2.        Mengganti celana dalam minimal 2 kali sehari.
3.        Membersihkan organ reproduksi sesudah buang air kecil.
4.        Rajin berolahraga dan perbanyak minum air putih dan makan-makanan yang sehat dan bergizi.
5.        Hindari penggunaan pakaian yang terlalu ketat, karena dapat menyebabkan iritasi pada organ reproduksi.

2.4   MASA PUBERTAS
Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual. Masa pubertas dalam kehidupan kita biasanya dimulai saat berumur 8 hingga 10 tahun dan berakhir lebih kurang di usia 15 hingga 16 tahun.

2.4.1        Masa Pubertar pada laki-laki
Pubertas pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah atau emisi nocturnal adalah pengeluaran cairan semen di saat tidur yang hanya dialami oleh laki-laki. Mimpi basah sering dialami oleh remaja laki-laki yang sebagai menjadi tanda bahwa ia telah memasuki masa pubertas hal ini bisa dipicu mimpi yang erotis maupun tidak, tergantung dari yang mengalami mimpi itu sendiri. Pengeluaran ini dapat terjadi tanpa disertai ereksi atau ejakulasi. Semakin bertambahnya umur maka mimpi basah ini semakin jarang dialami.
Mimpi basah tergantung dari respon fisik orang yang mengalami mimpi, peristiwa ini adalah mekanisme yang alami akibat vesikula seminalis (kantong sperma) telah penuh dengan sperma yang dihasilkan oleh testis, akibatnya kantong sperma yang telah penuh tidak bisa menampung lagi dan akhirnya di keluarkan melalui penis pada saat seorang laki-laki mengalami mimpi basah.

2.4.2        Masa Pubertar pada perempuan
2.4.2.1             Menstruasi
Yaitu  suatu peristiwa alamiah yang terjadi pada wanita, yang ditandai dengan keluarnya darah dari saluran reproduksi, yang berulang setiap bulannya. Menstruasi pertama disebut menarche.
1.        Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala yang dapat terjadi pada saat masa menstruasi:
a.       Perut terasa mulas, mual dan panas.
b.      Terasa nyeri saat buang air kecil.
c.       Tubuh tidak fit.
d.      Demam.
e.       Sakit kepala dan pusing.
f.       Keputihan.
g.      Radang pada vagina.
h.      Gatal-gatal pada kulit.
i.        Emosi meningkat.
j.        Nyeri dan bengkak pada payudara.
k.      Bau badan tidak sedap.
l.        Suara kurang menarik.
m.    Muncul Jerawat di wajah.
2.        Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi dibagi atas empat fase:
(1)      Fase menstruasi (1-5 hari)
Menurunnya progesterone dan estrogen menyebabkan pembuluh darah pada endrometrium menegang, sehingga menyebabkan suplai oksigen menurun. Karena tidak terjadi kehamilan maka endometrium mengalami degenerasi yang ditandai dengan luruhnya sel-sel pada dinding uterus, pecahnya pembuluh darah dalam endometrium menyebabkan darah dan sel-sel tersebut keluar melalui vagina. Peristiwa ini disebut menstruasi berlangsung antara 5-7 hari.
(2)      Fase folikuler atau fase reperasi (6-10 hari)
Terjadi proses penyembuhan akibat pecahnya pembuluh darah. Fase ini dipengaruhi oleh hormone estrogen yang dihasilkan oleh folikel. Hormone ini merangsang pertumbuhan endometrium yaitu dengan mempertebal lapisan endometrium dan membentuk pembuluh darah serta kelenjar.
(3)      Fase fertile (11-18 hari)
Meningkatnya hormone estrogen dapat memacu dihasilkannya LH. Apabila LH meningkat, maka polikel memproduksi progesterone. Hormone-hormon ini berperang mendatangkan folikel dan merangsang terjadinya ovulasi yaitu lepasnya ovum dari ovarium. Ovum ini bergerak sepanjang tuba fallopi. Pada saat seperti ini, wanita tersebut dalam masa fertile atau subur sehinnga ovum siap dibuahi.
(4)      Fase luteal (19-28 hari)
Pada saat ovulasi, folikel graaf pecah berubah menjadi korpus rubrum yang mengandung banyak darah. Adanya LH menyebabkan korpus rubrum berubah menjadi korpus luteum (badan kuning) untuk menghasilkan hormone progesterone yang berfungsi mempersiapkan endometrium menerima embrio. Pada saat ini endometrium menjadi tebal dan lembut, serta dilengkapi banyak pembuluh darah. Jika tidak ada kehamilan, korpus luteum berdegenerasi menjadi korpus albikans sehingga progesterone dan estrogen menurun bahkan hilang.
  1. REFERENSI
                  ii.               Widyastuti, Yani. Rahmawati, Anita. Eka Purmaningrum, Yuliasti. Kesehatan Reproduksi. 2009. Fitramaya: Yogyakarta
                iii.               Winarto Astarto, Nanang. Djuwantono, Tono. Permadi, Wiryawan. Husnitawati Madjid, Tita. Bayuaji, Hartono. A Ritonga, Mulyanusa. Kupas Tuntas Kelainan Haid. 2011. Sagung Seto: Jakarta
                iv.               Indonesia. Departemen Kesehatan RI. Bina Kesehatan Masyarakat. Kesehatan Reproduksi. 2002. Departemen Kesehatan: Jakarta
                  v.               http://id.wikipedia.org/wiki/Pubertas
                vi.               http://health.kompas.com/read/2014/01/26/1636101/Apa.Itu.Masa.Subur
              vii.               http://id.wikipedia.org/wiki/Menstruasi
            viii.               http://id.wikipedia.org/wiki/Mimpi_basah